Ketika seseorang berolahraga di lingkungan yang panas,
mempertahankan volume plasma menjadi hal yang sangat penting bagi homeostasis.
Olahraga dalam cuaca panas menyebabkan pengeluaran cairan dalam jumlah besar
melalui keringat.
Secara bersamaan, dibutuhkan pengalihan darah ke kulit agar
terjadi pendinginan dan peningkatan aliran darah untuk memberi makan otot-otot
yang aktif. Untuk mempertahankan curah jantung, aliran balik vena juga harus
memadai. Sitem neurosekretorik hipotalamus-hipofisis posterior merespon
terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling bertentangan ini dengan
mengeluarkan vasopresin penghemat air sehingga menurunkan pengeluaran urine
untuk menjaga volume plasma.
Studi-studi umumnya memperlihatkan bahwa olahraga dalam
keadaan panas merangsang pengeluaran vasopresin, yang menyebabkan penurunan
pengeluran cairan melalui urine. Dalam satu penelitian yang dilakukan selama
suatu gerak jalan 18 mil dibawah cuaca panas, curah urine rerata peserta turun
menjadi 134 mL (curah urine normal selama periode waktu yang sama harusnya 2
kali lipat dari jumlah tersebut), sementara pengeluaran keringat rerata adalah
4 liter. Hidrasi berlebihan sebelum olahraga tampaknya menurunkan intensitas
respon ini, mengisyaratkan bahwa peningkatan vasopresin berkaitan dengan
osmolaritas plasma. Jika kehilangan cairan tidak diganti secara adekuat,
osmolaritas plasma meningkat ketika mendeteksi kondisi hipertonik ini,
osmoreseptor hipotalamus mandorong peningkatan sekresi vasopresin dari
hipofisis posterior. Namun, sebagian peneliti percaya bahwa peningkatan
pegeluaran vasopresin disebabkan oleh faktor lain, misalnya perubahan tekanan
darah atau aliran darah ginjal. Apapun mekanismenya, pelepasan vasopresin aalah
suatu respon fisiologi penting terhadap olahraga dalam cuaca panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar