Kamis, 12 Mei 2016

Kondisi Tubuh Saat Berolahraga Di Lingkungan Panas


Ketika seseorang berolahraga di lingkungan yang panas, mempertahankan volume plasma menjadi hal yang sangat penting bagi homeostasis. Olahraga dalam cuaca panas menyebabkan pengeluaran cairan dalam jumlah besar melalui keringat.
Secara bersamaan, dibutuhkan pengalihan darah ke kulit agar terjadi pendinginan dan peningkatan aliran darah untuk memberi makan otot-otot yang aktif. Untuk mempertahankan curah jantung, aliran balik vena juga harus memadai. Sitem neurosekretorik hipotalamus-hipofisis posterior merespon terhadap berbagai kebutuhan cairan yang saling bertentangan ini dengan mengeluarkan vasopresin penghemat air sehingga menurunkan pengeluaran urine untuk menjaga volume plasma.



Studi-studi umumnya memperlihatkan bahwa olahraga dalam keadaan panas merangsang pengeluaran vasopresin, yang menyebabkan penurunan pengeluran cairan melalui urine. Dalam satu penelitian yang dilakukan selama suatu gerak jalan 18 mil dibawah cuaca panas, curah urine rerata peserta turun menjadi 134 mL (curah urine normal selama periode waktu yang sama harusnya 2 kali lipat dari jumlah tersebut), sementara pengeluaran keringat rerata adalah 4 liter. Hidrasi berlebihan sebelum olahraga tampaknya menurunkan intensitas respon ini, mengisyaratkan bahwa peningkatan vasopresin berkaitan dengan osmolaritas plasma. Jika kehilangan cairan tidak diganti secara adekuat, osmolaritas plasma meningkat ketika mendeteksi kondisi hipertonik ini, osmoreseptor hipotalamus mandorong peningkatan sekresi vasopresin dari hipofisis posterior. Namun, sebagian peneliti percaya bahwa peningkatan pegeluaran vasopresin disebabkan oleh faktor lain, misalnya perubahan tekanan darah atau aliran darah ginjal. Apapun mekanismenya, pelepasan vasopresin aalah suatu respon fisiologi penting terhadap olahraga dalam cuaca panas.


  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system